Beberapa ciri anak hiperaktif menurut Sani Budiantini Hermawan, Psi., Psikolog dari Klinik Empati Development Center, Jakarta (Tabloid Nakita) sebagai berikut :
*Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
* Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.
* Tak kenal lelah
Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya. “Kesannya tidak pernah letih, bergerak terus,” ujar Sani. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
* Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
* Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun
seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.
* Intelektualitas rendah
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.
Sedang menurut buku ”Anak Hiperaktif” (Zafiera, Ferdinand. 2007. Jogjakarta: Katahati) Ciri anak hiperaktif atau anak penderita attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD)
1. Tidak fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan. Cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.
2. Sulit untuk dikendalikan
Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.
3. Impulsif,
Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7 tahun.
4. Menentang
Umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya ditunjukkan dengan sikap cuek.
5. Destruktif
Destruksif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.
6. Tidak kenal lelah
Sering tidak menunjukkan sikap lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
7. Tidak sabar dan usil
Ketika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili teman-temannya tanpa alas an yang jelas.
8. Intelektualitas rendah
Sering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata anak normal. Mungkin dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.
Ciri-ciri khusus anak hiperaktif yang lainnya diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara.
7. Sering sulit menunggu giliran.
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).