Menyusui tidak hanya bermanfaat untuk bayi saja, tetapi juga meningkatkan kesehatan sang ibu.
Menyusui dapat membantu ibu yang baru saja melahirkan untuk menurunkan berat badan setelah kehamilan, mencegah depresi setelah persalinan, dan menurunkan risiko penyakit jantung serta kanker.
Bukti-bukti penelitian memperkuat kesimpulan manfaat kesehatan ASI bagi ibu menyusui.
Berikut beberapa manfaat-manfaat yang diperoleh ibu menyusui bagi kesehatannya:
Mengurangi Depresi setelah Melahirkan
Kondisi psikologis ibu juga akan mendapat dorongan lewat menyusui bayinya. Sebuah penelitian tahun 2003 dari Australia menunjukkan adanya peningkatan depresi setelah melahirkan pada ibu yang tidak menyusui bayinya dan ibu yang menyapih bayinya sejak dini.
Mengurangi Risiko Radang Sendi
Wanita yang menyusui selama setidaknya 12 bulan selama hidupnya akan berkurang risikonya terserang rheumatoid arthritis atau radang sendi sebesar 20 persen. Dan ibu yang menyusui selama setidaknya 24 bulan berkurang resikonya sebesar 50 persen. Demikian hasil penelitian besar jangka panjang yang dilakukan Nurses Health.
Lebih Sedikit Kehilangan Darah dan Rahim Lebih Cepat Kembali ke Ukuran Normal
Manfaat kesehatan ini dimulai segera setelah persalinan. Ibu melahirkan lebih sedikit kehilangan darah setelah melahirkan jika segera menyusui bayinya. Dengan menyusui, rahim juga menyusut kembali ke ukuran normal lebih cepat.
Mengurangi Pertambahan Berat Badan setelah Melahirkan
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 14.000 orang wanita melahirkan yang memberi ASI eksklusif selama sedikitnya enam bulan menemukan bahwa para ibu hanya sedikit mengalami kenaikan berat badan dibandingkan ibu yang tidak menyusui.
Menurunkan Risiko Terserang Diabetes
Di antara perempuan yang mengalami diabetes, penelitian juga telah menemukan penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 4 – 12 persen setiap tahun pada ibu yang menyusui bayinya.
Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Wanita yang menyusui bayinya selama lebih dari satu tahun mengalami penurunan risiko kanker payudara dan kanker ovarium sebesar 28 persen. Bayi diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan kemudian terus diberi ASI ditambah makanan lain sampai usianya 1 tahun.