Meskipun masih belum bisa menyampaikan maksud dan keinginannya dengan jelas, ternyata tidak semua bayi rewel. Seperti diberitakan di myhealthnewsdaily, sebuah penelitian telah menemukan bahwa bayi umur satu bulan yang memiliki masalah temperamental bisa bermasalah dengan mood dan sikapnya di tingkatan usia selanjutnya. Seorang profesor psikiatri di University of Iowa. Bersama timnya, Troutman mengajukan kuisioner untuk diisi oleh ibu dari 111 bayi selama tahun 1999 hingga 2002. Tingkat kerewelan bayi dikelompokkan berdasarkan jawaban kuisioner para ibu tentang seberapa sering bayinya marah-marah, seberapa sering mereka berteriak dan seberapa rewel jika dibandingkan dengan bayi lain. Ketika mereka menginjak usia 9-11 tahun, para ibu kembali mengisi kuisioner untuk menilai masalah sikap dan mood mereka.
Kerewelan bayi bisa menjadi indikator bahwa anak tersebut memiliki masalah dalam mengatur emosinya. Masalah pengaturan emosional ini bisa melekat terus sepanjang hidupnya dan bisa mengarah pada masalah mental yang lebih serius. Dengan diketahui sedari awal, diharapkan anak yang cenderung bermasalah ini bisa mendapatkan pengawasan dan dukungan yang tepat untuk perkembangan mental mereka, demikian dijelaskan Troutman. Namun sisi lemah dari penelitian ini adalah, tingkat kerewelan bayi dinilai dari hasil pengakuan para ibu. Hal ini bisa rancu mengingat perlakuan seorang ibu juga berbeda-beda terhadap bayinya, dalam arti, kerewelan bayi bisa juga karena si ibu tidak membuatnya nyaman.
