Asuhan Keperawatan Jiwa Anak dan Remaja


asuhan keperawatan jiwa anak dan remajaA. Definisi
 Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO)
 Suatu keadaan yang di tandai dengan fungsi intelektual berada di bawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)
 Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 – 75 atau kurang ), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut :berbicara dan berbahasa;ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehtan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll. (AAMR,1992).

B. Klasifikasi
Retardasi mental menurut American Psychiatric Association, 1994 , dibagi menjadi :
 Retardasi mental ringan : tingkat IQ 50 – 55 sampai kira-kira 70.
 Retardasi mental sedang : tingkat IQ 35 – 40 sampai 50 – 55.
 Retardasi mental berat: tingkat IQ 20 – 25 sampai 35 – 40.
 Retardasi mental yang amat sangat berat : tingkat IQ di bawah 20 – 25.
 Retardasi mental dengan keparahan yang tidak disebutkan :jika terdapat dugaan kuat adanya retardasi mental tetapi emintelligence orang tersebut tidak dapat diuji dengan tes standart.


C. Etiologi
 Organik
 Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/down sindrom).
 Faktor prenatal : kelainan pertumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, zat teratogenik dan toxin, disfungsi plasenta).
 Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intra kranial, asphyksia neonatorum dll).
 Faktor post natal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia, malnutrisi)
 Anorganik
 Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis.
 Sosial kultural.
 Interaksi anak kurang.
 Penelantaran anak.
 Faktor – faktor lain : keturunan, pengaruh lingkungan dan kelainan mental lainnya.

D. Patofisiologi
Retardasi mental termasuk kelemahan atau ketidak mampuan kognitif yang muncul pada masa kanak – kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengn fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan disertai dengan keterbatasan – keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif : berbahsa dan berbicara, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja (AAMR 1992). Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab prenatal,yaitu penyakit kromosom (trisomi 21/down sindrom, sindrom Fragile-X, ganggunan sindrom (distrofi otot duchenne, neurofibromatosis (tipe1) ) dan gangguan metabolisme sejak lahir (fenilketonuria),perinatal,penyebab perinatal yaitu yang berhubungan dengan masalah intrauterin seperti abrupti plasenta, DM, prematur, serta kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intra kranial, posnatal yaitu mencakup kondisi-kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi dan gangguan degeneratif dan demielinisdasi. Sindrom Fragile X, sindrom Down, dan sindrom alkohol fetal merupakan sepertiga individu-individu yang menderita retardasi mental. Munculnya masalah-masalah seperti paralisis serebral, defisit sensoris, gangguan psikiatrik dan kejang berhubungan dengan retardasi mental yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak, prognosis jangka panjang ditentukan seberapa jauh penderita dapat berfungsi mandiri dalam masyarakat.

 

E. Manifestasi klinik
 Gangguann kognitif
 Lambatnya ketrampilan ekpresi dan resepsi bahasa
 Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
 Lingkar kepala diatas atau dibawah normal
 Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
 Kemungkinan tonus otot abnormal
 Kemungkinan ciri-cir dismorfik
 Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

F. Uji laboratorium dan diagnostik
 Uji inteligensia standar (Stanford-binet, Weschler, Bayley Scale of Infan Development)
 Uji perkembangan seperti Denver II
 Pengukuran fungsi adaptif (Vineland Adaptive Behavior Scale, Woodcock-Johnson Scale of Independen Behavior, School Edition of Adaptive Behavior Scales)

G. Komplikasi
 Serebral palsi
 Ganguan kejang
 Gangguan kejiwaan
 Gangguan konsentrasi/hiperaktif
 Defisit komunikasi
 Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan antikonvulsi, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)

H. Penatalaksanaan medis
Obat-obatan yang diberikan biasanya yaitu :
 Obat-obatan psikotropika, untuk remaja yang mempunyai perilaku membahayakan diri sendiri
 Psikostimulan untuk remaja yang mengalami gangguan konsentrasi/hiperaktif
 Antidepresan
 Karbamazepin

I. Pengkajian keperawatan
Pengkajian terutama ditujukan untuk menilai secara komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif : kominikasi, perawatan diri, interaksi sosial, penggunaan sarana prasarana di masyarakat, pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fingsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.

J. Diagnosa keperawatan
 Defisit perawatan diri : mandi/kebersihan, berhias, toileting
 Kerusakan komunikasi verbal
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Risiko untuk keterlambatan perkembangan

Daftar Pustaka

Cecily L.Betz & Linda A. Sowden, 2001, Buku saku Keperawatan Pediatri, EGC Jakarta.
McCloskey J.C, Bulechek G.M, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby, St. Louis.
Nanda, 2001, Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001-2002, Philadelphia.

JANGAN LEWATKAN